CANDUKU
Oleh : Nadhiya Agustina
Rindu adalah kalbu, membuatku diam terpaku
Tak beranjak, walau hanya sejenak
Terasa sesak di dada, panah asmara menghujam tak tertata
Gelora cinta kian tak tertampikan, mengikat hati yang hampa
Masih lekat di ingatan
Setiap kata yang kau ucapkan
Membekas di telinga
Terngiang setiap hati berguncang
Kebersamaan dulu menggeliat di pikiran
Bagai fatamorgana tak tergenggam
Binar yang tak pernah pudar
Terus menarik sudut senyuman
Rindu adalah harsa, berharap kita bisa jumpa
Walau dalam waktu yang tak terduga, memulihkan hati yang terluka
Mendekat menyeret rindu, menyelinap dalam kabut gelapmu
Menelisik di kalbu, menembus hati yang semu
Pair jantungku
Mengingatmu dalam bisu
Berharap kau bisa tahu
Akan tulusnya hasratku
Atma yang terdiam mulai merayap mencari kehangatan
Walau harus menembus kedinginan
Walau harus mendobrak hati yang berlawanan
Sampai ku tenggelam di peraduan
Kebumen, 20 Januari 2021
Biodata Penulis
Nadhiya Agustina, perempuan kelahiran Jakarta tahun 2001 ini mempunyai hobi menulis sejak duduk di bangku SMP. Kecintaannya pada sastra khususnya puisi dan cerpen, dimulai saat ia mengikuti sebuah lomba menulis cerpen di sekolahnya dulu. Menurutnya, melalui media tulisan ia bisa mengeskpresikan perasaan dan imajinasinya tanpa harus dibatasi oleh orang lain. Kini, perempuan yang memiliki nama pena Phenadhiya ini, mulai aktif menulis di sebuah laman blog-nya yang ia beri nama phenadhiya.blogspot.com.