Aroma amis dan harum sudah menjadi kontras di sudut sajian menyakitkan ruangan hati , Entah dari mana arah berlawanan menghujani perih setiap sudut harga diri , hakikat kecewa perlahan hanyut mengaliri ruang dalam kalbu .
Tampaknya hukum timbal balik memang nyata , Kau ternyata bersedia menelannya walau racun itu menguliti pesona liar dirimu menjadi luluh lantah .
Roket amarah pun sudah tidak berarti lagi semenjak asa kau lempar entah ke arah mana , Berantakannya dirimu keluhkan semuanya sehingga darah mendidih habis merebus tubuh lemahmu itu .
Ujung harapan menjadi harga mematikan yang hanya akan menjadi tangisan di kemudian hari , Ya dirimu menyadarinya .
Betapa berharganya waktu dalam penggunaannya , Menjadi hal yang begitu penting namun terlihat sepele .
Tapi hanya penyesalan untuk saat ini , Dirimu pun habis tercincang kekecewaan .
Jakarta , Rabu 03 Maret 2021
Tentang Penulis
Abdul Rahim , Lahir di Jakarta , 19 Juli 1995 . Alumni SMK Mahardika jurusan Teknik Komputer dan Jaringan , Karang Ploso Malang itu sedang menempuh study semester akhir di salah satu Universitas di kota Malang. Kegemarannya dalam menulis sudah ia geluti sejak masih duduk di sekolah dasar . Tidak hanya menulis ia sering kali memainkan permainan yang lebih cenderung bermain strategi seperti olah-raga catur. Saat ini, penulis berdomisili di Jakarta. Sosial media INSTAGRAM dan Twitter . @ibrahim_dul .