/1/
Selasar senja melelehkan segala rintiknya
pada rimba kata.
Ketika keramaian mulai berkecamuk.
Ketika hati mulai meremuk.
/2/
Kala aku terus menggali sebuah lubang
dan kutemukan intan di dalam; ingin sekali
kuberikan padamu segalanya yang kudapatkan.
/3/
Pada beranda cinta,
kulihat kau duduk penuh keanggunan aura.
Seumpama hamparan mawar di taman Surga,
rambutmu tergerai penuh pesona.
Laksana pelangi di penghujung jingga
senyum bibirmu mewarnai hati yang berduka.
/4/
Ketika kulangkahkan kaki menuju hadapanmu
untuk memberikan intan merah jambu
kau peluk erat intan
yang telah kau miliki terlebih dulu.
Aku tak tahu soal itu.
/5/
Seribu sayang, lubang telah kugali dalam.
Intan merah jambu tak jadi kuberikan
Renjanaku lama tertanam dalam diam
dan tak tersampaikan.
Surabaya, 13 Maret 2021
Biodata Penulis
Gabriel Kristiawan Suhassatya, lahir di Rembang 26 Februari 1999. Saat ini menimba ilmu di
Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan menimba cinta di Seminari
Tinggi Providentia Dei Surabaya. Buku puisi pertamanya berjudul Catatan Kepergianku (2019).