Sayat Musim Semi Oleh : Frilyana Faradila (Finalis LCP Batch 3)
Di ujung selaksa musim semi,
Puan datang menitahkan janji,
Dibawah jagad lazuardinya awan bersaksi,
Dinda, “cintaku, kau dan sajak kita adalah abadi.”
Musim demi musim pasir waktu berlabuh,
Dinda memimpikan puan dengan sungguh,
Sajak-sajak abadi entah mematah, menjelma musuh,
Ku kira dinda telah menggenggam hati puan yang separuh.
Kelihatannya, hati dinda ternista oleh sajak fanamu,
Bahkan puan tak segan membakar altar rindu,
Sebelum akad digelar di depan penghulu,
Meningkam separuh hatiku menjadi serpihan-serpihan sajak lukaku.
Rasa puan sekejap bak sandyakala,
Isak dinda berdesik tak terkira,
Bukan belas, bukan hina,
Penantian berakhir sia-sia.
Puan yang bersumpah atas nama puisi,
Namamu akan tetap abadi,
Bukan seorang penyair, tapi pendosa hati,
Di luka hati dinda yang sedang tersayati.
Ponorogo, 14 Maret 2021
Frilyana Faradila, mahasiswi yang sedang menempuh Pendidikan di IAIN Ponorogo. Seorang penyukai puisi ini berdomisili di RT. 02. RW. 02. Semanding Jenangan Ponorogo. Dapat dipanggil dengan sebutan Ana bisa dihubungi melalui Gmail frilyana22@gmail.com dan nomor Whatshapp 083869111968. Terkadang ia menampilkan cuplikan karyanya di Instagram @frilyanadila.
10 komentar