Merawikan Malam-malam Ganjil
Nama Penulis: M. Habib Syafa’at
Berkelibangan
kidung asmaraloka
membawa
darma para manusia dengan gemerlap cahaya
yang
melebihi seribu bulan dari balik temaram giriwarsa
Memberangus
sisa kalap dan kelam durjana
pada
malam-malam yang hampir muspra dan binasa
usai
tercabik dan tersayat cakar duruwiksa
“Genggamlah
karsa kami, Baginda. Astungkara! Astungkara!”
Tiap hamba di sana, bersujud menyerahkan
dunia fananya
Pada
malam-malam itulah, Kau tenggelamkan batu-batu gelebah
ke
dalam linuhung palung gelaran sajadah
Sabda-Mu
mengisi setiap rumpang relung, mengalir sebagai darah
Menjelma
kuil ibadah paling dekat, tiada tungkai payah menjangkah
Bagai
putaran tasbih, amal dihisab dalam setiap langkah
:
yang makruf dijanjikan falah, yang mungkar dinantikan hawiah
Ditimbang,
dan dipilah-pilah tanpa perhitungan yang salah
: yang kasat mata lelah, maupun yang
sebutir zarah
Kau
balurkan cahaya pengampunan yang nyalanya melebihi seribu bulan
untuk
membasuh tubuh yang bertaubat dari bebat kegelapan
Membuhul
setan yang lapar, dalam ritus khataman dan gema azan
Terkungkung,
terkurung, saat kultus bahasa surga dirapalkan
Pada
malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir Ramadan
Ada
sebuah malam tempat-Mu menampung pasukan berzirah keperakan
Bersiap menabuh genderang; menggaungkan
takbir kemenangan
Bojonegoro,
21 April 2021