Ramadan
yang Kunanti
Oleh
: Rizka Abdi
/1/
Engkau
bagaikan kekasih yang memilih pergi : menghilang bersama kenangan indah, menyergapku dengan segala gundah.
-Engkau yang kunanti sepenuh hati, menawanku
dengan rindu yang tak terperi-
/2/
Sejauh
kisah hidup ini kububuhkan di atas kertas takdir,
Tak pernah kutemukan sesuatu yang
lebih indah dari apa yang kau bawakan untukku, tak
pernah kutemukan sesuatu yang lebih berharga dari itu. Rahmat Tuhan! Rahmat Tuhan yang agung kau sajikan sebagai kemul
bagi jiwa yang ringkih dan dingin ini.
-Pada rahmat-Nya
aku berdiang pada sejatinya kehangatan-
/3/
Aku
pernah tersesat di tengah belantara rimba,
gelap gulita sampai kaki tak pasti menapaki bentala.
Terseok-seok di tengah ketidakpastian,
kemanakah jalan untuk pulang. Lalu, apa yang lebih terang dari cahaya rahmat-Nya? Diberinya hidayah bagi
ia yang dikehendaki-Nya
/4/
Ramadan,
terpujilah engkau dengan segala kebaikan yang engkau bawakan.
Apa jadinya aku yang lemah ini tanpa hadirmu. Sudahlah
pasti aku yang begitu ringkih ini
masih terjebak dalam kegelapan. Bergulat dengan nelangsa dan tak tahu arah jalan pulang.
Ramadan,
andaikan saja engkau sudi tinggal lebih lama.
Sungguh, insan yang lemah ini pastilah akan merasa aman.
Untuk seterusnya hidup dalam
guyuran rahmat yang tak berkesudahan.
/5/
Wahai
engkau bulan yang paling mulia,
-belumlah engkau benar-benar pergi,
hati ini telah merindumu kembali-
Mataram,
12 Mei 2021