Oleh: Syiva Mutiara Azizah
Terkekang lara yang terus menghimpit
Hiruk pikuk berganti nuansa sakit
Jiwa yang berbaring akhirnya pergi tanpa pamit
Meninggalkan selaksa peristiwa dengan pahit
Yang tertinggal pada akhirnya kian menjerit
Hidup yang tak berwarna semakin menjadi sulit
Delusi dayita nan lekit merubah senyum terlengkung legit
Hingga kembali tersadar bahwa realita begitu rumit
Akankah di nirwana dapat melihat bentala yang kian menyengit
Ingin mengadu bahwa jiwa di sini masih sulit sampai harus jempalit
Tuhan...
Hanya dengan goresan kusampaikan jejal sakit dengan berbait-bait
Melalui doa yang kupanjatkan hati yang lara menjadi bangkit
Walau tak mudah menutup robekan luka meskipun harus dengan seribu jahit
Hilang arah entah harus bagaimana serasa akal sudah menyempit
Mengikhlaskan apa yang hilang tak mudah meskipun butuh waktu beribu-ribu menit
Takdir memanglah takdir tak dapat untuk kurakit
Harus berpasrah namun tak boleh banyak berbelit
Terpaksa keadaan meski harus melawan derita dan sakit
Melupakan atma nan siuh tanpa permisi untuk pamit
Slawi, 27 Juli 2021