Oleh : Natania Robinar
Ku taruh tiap lembar lokawigna buram ku
Ditiap sudut kamar ku ada aroma syahdu
Pedih dan sesak saat tak bisa ku rengkuh
Engkau lagi dalam dekap ku
Derai ku membahana bahkan garis semesta pun menutup telinga
Enggan mendengar derai penuh jerit ku
Sesak ku begitu pilu
Ribuan godam memukul dada ku
Ku ingat saat akhir aku menggenggam jemari mu
Ada pilu menyayat yang ku rendam
Ada pedih yang ku biarkan menggores inci-inci hati ku
Aku patah, aku patah hati
Kini, diri ku hanya seonggok daging dengan balutan elegi
Dengan penuh biru sesak patah hati
Karena tak ada kau dalam dekap ku lagi
Ku tahu semesta menertawakan patah hati ku
Dalam balutan elegi patah hati ku
Karena kau tak ada lagi
Ada munajat yang ku harap sampai ke langit
Menyampaikan sesak ku dan kepedihan ku akan kau yang tak disini
Pekanbaru, 27 Juli 2021