Siti Nurchalifah
Hadirmu kini menyisakan luka dan air mata.
Ribuan hari telah kita lalui,
suka dan duka pun telah kita lewati bersama,
kini tiba saatnya kita harus ikhlas,
ikhlas untuk melepas kenangan yang ada.
Kita tak pernah mungkin kembali bersatu
sekuat apapun kita bertahan,
sekeras apapun kita mencoba,
dan sedalam apapun kita saling mencintai,
semesta selalu punya cara untuk memisahkannya.
Kita ditakdirkan untuk saling mencintai,
namun tidak untuk memiliki.
Amin ku dan amin mu yang sama,
namun Tuhan kita berbeda.
Ketika Al quran ditangan ku,
sedangkan Al kitab dipangkuan mu,
dan disaat tasbih ada di genggamanku,
sedangkan lehermu berkalungkan salib.
Disitulah kita harus mengakui bahwa semesta dan garis takdir
adalah pemenangnya.
Kisah ini diambil dari kisah nyata seorang kakak terbaikku.