: Vania Kharizma
"Ninuninu" yang panjang ialah sembahyang dari kertak gigi
ialah kidung ratapan dari perjalanan kekal milik rampai elegi
Nun jauh, bersemayam keheningan yang baka terngiang nyaring
di hampar pagi yang begitu sepi–begitu menguak kuduk-kuduk rinding
dari sanalah, kehilangan akan segalanya kentara tampak tak berunding
Selepas itu, rampai anyelir genap memeluk jalan-jalan berpasir
mengembarai malam dalam telekung kekelaman yang lengkara terusir
Ah, hengkang sudah harap dalam dua manikam mataku–melaun selisir
lantar kehilangan ialah bab-bab niscaya
pada waktunya ialah kesedihan paripurna
Tuhan, mengapa lautan mala tak urung karam dari bah nelangsa?
membanjiri rupa demi rupa nestapa yang sempurna haramkan asa
Sedang, tawa kian lenyap seiring "ninuninu" melenggang bebas
memungut bahagia dari kota yang kehilangan senyum dan ikhlas
Kepada sirene ...
ialah surga yang kehilangan cara menaruh senang
tentang rapuhnya mereka yang sempurna menyisakan kenang
Sesungguhnya, Tuhan kami belumlah paripurna menyiasati eutanasia
sebab kepada-Nya–ketabahan ialah nadir dari hayat seberinda manusia
Solo, 25 Juli 2021