Oleh: Rohima Auliya S
Kata-kata ini mengalir begitu saja,
di atas kertas yang masih kosong
dengan tinta yang masih hitam
pertama kali digoreskan.
Ada juga lantunan musik
yang kau tawarkan cuma-cuma,
kepadaku yang sebenarnya
buta akan nada dan rasa.
Kau tertawa begitu mengetahuinya,
tapi tak beranjak dari tempatmu,
Tidak akan ada yang mengira,
bahwa kehadiranmu dan diksi
yang mengalir dalam puisi ini,
adalah sesuatu yang akan menjelma
menjadi luka yang mengerikan.
Sungguh,
Kamu telah menjadikan
diksi dalam puisi ini,
berserakan tepat di hadapanku.
Tasikmalaya, Mei 2021