USAI Oleh: Syifa Azalia (Peserta LCP 5)
Table of Contents
Oleh: Syifa Azalia
Rembulan menampakkan separuh cahayanya dibalik mega yang redup.
Langit kalbu menghampar luas beriringan hilir angin yang tertitup.
Lantunan ayat suci memenuhi sepenjuru sudut ruang. Sekawanan berpakaian serba hitam duduk membundar dalam remang-remang, mengelilingi sosok rampingmu yang tengah terbaring kaku.
Dalam balutan kain putih nan bersih, wajah ayumu itu terlihat sayu. Sepasang bola mata yang semula berbinar-binar kini bersembunyi dibalik kelopak yang me-layu.
Sekali lagi aku menatap. Dengan selimutan kafan itu, kau tampak terdiam tenang, dengan securah reaksi gembira yang kulihat diwajahmu. Sesuka ini kah kau meninggalkanku?
Seluruh ragaku rapuh perlahan-lahan. Aku membisu dalam batin yang tersiksa, masih membayang-bayang betapa syahdunya masa-masa kita yang telah berlalu.
Kini hanya membekas sewadah kenangan berwujud ingatan pilu. Kau telah pergi, bersama purnama menuju dimensi semesta yang baharu.
Sungguh aku bagai terjebak di dasar tak berujung. Hanyut dalam gejolak kecewa yang meraung-raung. Kucoba menjadi tegar meski ada luka yang terselubung. Lantas apa?
Aku tak mampu berpura-pura kuat. Sebab aku bukanlah insan berjiwa hebat.
Duhai kasih... Kutahu mustahil kau akan kembali. Mustahil kau ingin lagi menoreh perjalanan di buana menyedihkan ini.
Maka kuucapkan “selamat pergi” dan “selamat menempuh perjalanan”.
Kuharap perpisahan ini bukanlah akhir kisah romansa kita.
Banda Aceh, 25 Juli 2021
إرسال تعليق