Ardhana Renta Nestapa - Oleh: Khilyatul Afkar (Peserta LCP 10)

Daftar Isi

 Ardhana Renta Nestapa

Oleh: Khilyatul Afkar


Lampu merah Ibu Kota menjadi saksi nyata tanpa berkuasa untuk bersuara

Debu jalanan berhambur membatasi pandang

Bagaskara dengan angkuh mengedarkan sinar, hanguskan semesta

Riuh bising suara melengkapi kebingungan insan, tak henti berbuat onar

Lelaki rimpuh pojok gang tua sedang menghiba

Meringkih tangis, sesenggukan meronta

Shubuh dua rakaat kali ini dia meminta

Mendapat butiran nasi dengan lauk yang pantas

Tak lupa menengadah sebagai bentuk kesungguhan

Lesu wajah dia pasang, mengharap Sang Kuasa iba

Sajadah lusuh bekas sujudnya terbentuk relief lonjong

Bekas tetes ringikan doanya

Tak lupa Dluha ketika mentari naik satu tombak

Empat rakaat dikerjakan, penuh harap

Semoga pagi ini dia kuat merayap

Dari lorong ke lorong, mencari pusaka

Bening putih yang terkadang abu dan tak berbentuk

Dihargai murah oleh pengepul

Dluhurnya dia bersyukur, masih ada sisa tenaga yang dibagi untuk Tuhannya

Empat rakaat dengan patuh, tidak dia kurangi

Mengucap terimakasih atas perolehannya hari ini

Pulang tergesa karena hampir petang

Sebelum senja dia masih sempatkan Ashar, meski letih menapaki

Empat rakaat dengan payah, namun ini sudah suratan

Bekas sinar emas bercampur mega merah menyuarakan Maghrib

Tiga rakaat dengan bacaan kitab suci, dibantu uplik remang-remang

Perlahan dibaca meski tak banyak

Berlalu cepat, penghujung doanya tiba

Isya’ datang membawa kabar, empat rakaat lekas dikerjakan sungguh-sungguh

Berharap, skenario hidupnya besok lebih baik dari hari ini


Sidoarjo, 15 Maret 2022

Posting Komentar