Kepada Laila, Rindu yang Tak Pernah Selesai - Y Agusta Akhir (Peserta LCP 10)

Daftar Isi

 Kepada Laila, Rindu yang Tak Pernah Selesai

Y Agusta Akhir


Ia tak peduli tatkala orang-orang menganggapnya gila

Ia berlari ke puncak bukit, membangun rumah kecil

di sisi sungai yang berkelok, di antara bunga-bunga liar, daun-daun

dari segala pepohonan, kicauan dari ragam burung.

Di beranda, matanya akan nyalang pada

istana yang memenjarakan sang kekasih

Gila dalam mencinta bukanlah gila. Dan akulah Qaiz yang kausebut Majnun itu,

yang tak henti-henti mendendang rindu. Merindukan Sang Malam, kekasihku.

O, Laila

Pada cermin, ia tak melihat bayangan dirinya

Kekasihnya berkelebat dan senyum itu yang tertangkap oleh

matanya.

Maka tak ada hal yang lebih menggembirakan ketimbang

kehadiran kekasih yang dirindukannya.

Berpuluh purnama, dalam cinta yang bisu.

Hatiku mendadak padang gersang yang mahaluas

Tempat mengembara suling melengking sunyi.

Tersebab kematian sang kekasih telah Tuhan putuskan

Maka diukirnya sebuah epitaf:

Obat rindu adalah ketemu

Sedang kita tak lagi jumpa

Rindu ini tak pernah selesai


Surakarta, 15 Maret 2022



Biodata:

Y Agusta Akhir tinggal di Solo. Pernah belajar di Institut Seni (ISI) Surakarta. Menyukai dunia literasi. Menulis puisi, cerpen, dan novel. karyanya tersebar di media lokal maupun nasional, serta media online atau digital.

Posting Komentar