SAPUTANGAN
Oleh: Sri Adelila Sari
Kita merenda cinta tidak pada kurunnya
Pilin membelit relung sempuras dalam
Di atas bahtera itu, matamu tertidur kutatap simpatik menawan
Kubelai dahimu mengesat lejar peluh yang lekap
Delusi bergelora dalam detak nadi pada jawatan tangan kita
Aku tak mampu menatah amor dalam khilaf
Tak lepas mesra dekapmu kendatipun matahari menyingsing rumit
Kau nikmati tempo garit ombak yang terkadang menghenyak rasian
Awan itu memburuku, seolah berseru aku tak akan suah menjadi milikmu
Kemudian, kita berserakan dengan keniscayaan, saling menyakiti padahal reguk merindu
Mengingatmu layaknya air mata yang tak menggahar dihela saputangan
Kerinduan kita adalah dirgantara dan bentala yang bertikai menggari
Cintamu salah, katamu “benar!”, rindumu berjenjang, kataku “salah!”
Didekapmu aku bersedu, tak mengarifi terai rindu ini
Saputanganmu basah tak larat menggaring derasnya airmataku
Kau tak ingin ia kering agar rindu ini terus ada hingga kau dan aku sunyi
Laut & darat, 28 Maret 2022
74 komentar untuk "SAPUTANGAN - Oleh: Sri Adelila Sari (Peserta LCP 10)"
Semangattt Dan Jangan lelah untuk menitipkan kata-kata senja yang pas bangett untuk dibaca Bu😇😇
Penuh makna dan menjiwai.
Sukses terus Bu💪💪
Berasa bgt apa yg dirasakan di puisi
Sangat menjiwai dan punya makna yg dalam🌻
semangat terus Mam ✨
Pemilihan diksinya juga pas banget, ngena langsung gitu 💓💓