Teruntuk Bunda, dari Anaknya yang Takut Lupa - Oleh: Yvonne Callista (Peserta LCP 10)

Daftar Isi

Teruntuk Bunda, dari Anaknya yang Takut Lupa

Oleh: Yvonne Callista


bun, apakah kau tahu betapa indahnya sosok sang matahari senja

ketika ia menari di ambang jendela mata coklatmu yang kaya akan rasa

bun, apakah kau tahu kalau menyandang harapan di hati membuatku lelah

apalagi ketika menyadari bahwa akhirnya aku akan selalu dihujani dengan ceramah angkasa

dan di tengah malam buta aku seringkali menatapi rembulan dan bertanya-tanya:

mengapa hidup seakan-akan terasa lebih hampa

ketika aku merasakan kebahagiaan seperti manusia-manusia lainnya?

bun, aku mungkin ceroboh dan sering terlihat seperti seseorang yang bodoh

tetapi aku tahu bahwa di balik lesung pipi sabitmu

hadir sebuah medan perang penuh dengan hantu

sosok-sosok dingin yang tak lagi bisa engkau jangkau

bahkan dengan senyuman terhangatmu

bun, apakah kau ingat ketika taburan bintang-bintang menangis di hadapanmu

bagaimana kau berangsur-angsur mendekap pipiku dengan tatapan sendu

perlahan-lahan membungkamkan bisingnya badai yang sibuk menggonggong di pikiranku

dan memberi kecupan tinggal pada musim dingin yang seolah-olah membalut kulit pucatku

dengan selimut kelabu yang sesak nan pekat akan perasaan sayu

bun, aku mungkin pelan dan belum bisa memahami banyak hal yang bisu

tetapi setidaknya aku mengerti sedikit mengenai sisa rasa pahit dari abu masa lalu

yang telah mewarnai dan menenggelami lidahmu dengan kepekatan rindu

kehadirannya lekang dari segala dentuman detik-detik duniawi yang penuh akan pilu

dan bagaimana perasaan takut dan kecewa terlihat sangat indah nan keruh

apalagi ketika ia telah belajar untuk melekat dengan ritme pasang-surut yang berliku-liku

diam-diam berteduh di bawah naungan bulan sabit yang membentuk tulang belikatmu

bun, aku pelupa (dan tak akan pernah bisa rela untuk mengucapkan selamat jumpa)


Jakarta, 8 Maret 2022




Posting Komentar