Ukiran Langit Malam - Oleh : Khaidar Naufal Pasingsingan (Peserta LCP 10)
Ukiran Langit Malam
Oleh : Khaidar Naufal Pasingsingan
Aku menemukan bunga di antara kambuhnya roda asmara,
berjalan berdua menyirami kelopak yang tersedia di udara
Awan hitam menyerang seakan tak memiliki peran ,
aku yakin dia tak berani berjalan.
Aku juga memupuk senyumu disaat kau di serang hama,
mendekati ruang rahasia di selatan kota tua.
Tembok menjadi halangan tangisan bunga,
gang kecil biasa kita tertawa sebelum bersua.
Sepucuk nasi kucing dan sehelai sate usus kau buat ruang lingkup sambil bekerja.
Imajiku berubah semenjak aku tidur di kasur berbusa lara
dan satu guling pun ku jadikan senjata untuk melawan zat nalurimu di mimpi.
Suara gema menjelma menjadi cahaya,
ku tau kau tak ada disana.
Sedikit semut di dinding yang menjalar ke ujung usia,
yang tak pernah ku ungkit di barisan surga
Daun kusut berlayar di sore yang menjadi tanah pemuda,
jarang - jarang aku menengok parasmu yang tertinggal di belahan jiwa.
Yang ku ingat hanyalah tawamu menusuk telinga,
ku tutupi dengan ocehan burung di saat layung tiba.
Batu pun tertawa saat ia terpahat namamu yang membuat lara.
Ukiran senja membekas di pelukan tubuh yang sedang menerjang,
mencaci jiwamu yang sakit untuk orang yang ku sayang.
Yogyakarta,11 Maret 2022
Biodata penulis: Khaidar Naufal Pasingsingan,remaja yang duduk di bangku SMA hobby dengan
membaca dan menulis yang terinspirasi dari ayahnya yang seorang penulis.Tinggal di
Karanggeneng,RW 11,RT 1,Yogyakarta,Sendangadi,Mlati,Sleman,55285.Biasa dipanggil
Naufal,walaupun masih berumur 16 ia suka mengoleksi buku antalogi dan novel,dan dapat
berkomunikasi melewati Instagram @khaidarnaufal
6 komentar