Potret di Dinding dan Kupegang Kini
-Andreas Agil Munarwidya-
Waktu tak bisa kutawar lewat senyum dan ketabahan
Diambil-Nya dariku, di dinding terpasung kenang yang kini lengang
di hati. Sendiri, mematung pada sofa yang biasa kaurebahi
Jendela yang terbuka. Menelusup senja yang terlambat kuamati
Maka benar tanpamu kehilangan lebih nyaring dari suara piring
yang di atasnya terhidang masakanmu, dulu.
Derit pintu di pagi yang biasanya dihinggapi mentari
Atau dering yang memanggil setiap malam
Kau selalu punya cara berdamai dengan sepi, yang harusnya kuhadir
di sana. Menggenggam tangan yang berkeriput perjuangan
Lalu bercerita tentang foto-foto di dalam kepala
Masih kuingat betul kesukaanmu
Kugapai seadanya. Yang kini sesal mengalir di mata.
Sungguh kilas itu penuhiku.
Hingga berdengung di telinga,
“Kuingin saat ini engkau, ada di sini..”
Jadi pilu-sepilunya dan tumpah ruah sesak di dada
Jemari yang hangat, canda penuh gurat wajahmu
tawa, tenggelam pada nisan bertulis nama yang kuhafal sedari kecil
Dan, mengenangmu dalam kubang rindu
Aku menyerah pada tangis yang dihapus doa.
Tirto, 10 September 2021
2 komentar untuk "Potret di Dinding dan Kupegang Kini - Andreas Agil Munarwidya (Peserta LCP 10)"