Sri Mulyati
Bunda Elok
Pada saat duduk sang elok
Mata menyipit guna berjatmika
Lentik jari memegang gawai
Sayang manis senyumnya sirna
Bunda tergugu pada senja
Elok bergeming pada dunia
Rayu-rayu hanya berlalu
Sebab elok tuli dan juga bisu
Meniti detik yang berputar
Bunda enggan kedip barang sebentar
“Duh, putriku. Malang nasib muda diirimu.”
Bunda merintih sayang hampa
Pudar.
Elok cemberut tanda tak suka
Jingga menggantung di langit barat
Tak gentar gawai yang terlempar
Sang elok menangis, terus menangis
“Buk, daku rindu dekap dirimu.”
Bunda merintih dalam remang
Daksanya hilang dalam bayang
Mati sudah ia tapaki
Sekarang pergi ia pada Illahi
Kendal, 20 Mei 2022
20 komentar untuk "Sri Mulyati - Bunda Elok (LCP 11 Tema Sedih)"
Keren, kak, puisinya.
Aku terhanyut ketika membacanya.
Turut sedih dengan kisah bunda dan putrinya. Kasih ibu memang paling the best!
Elok senja tak cukup mampu mengubah harapmu menjadi bisu.
Apa seh... Aku gak bisa puisi. Hehe..
Semangat, Neng... >_<
Membuatku membayangkan kepedihan yang dirasakan bunda,elok..
Puisinya sangat bermakna buat saya🙏
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau takkan terganti
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau takkan terganti