Sulisnida Muthma'inah - Satu dari Empat Puluh Dua (LCP 11 Tema Sedih)
Daftar Isi
Sulisnida Muthma'inah
Satu dari Empat Puluh Dua
Kepada perasaan bisu yang terperangkap jauh
Ingin rasanya ku tenggelamkan kepala di seluk bantal yang sedikit lembab.
Biarlah siulan Si Jangkrik Kecil sahaja sebagai saksi pemberontakan satu malam itu.
Rasanya bibir ini telah lelah dan menitipkan amanat terakhirnya.
Bahwa berteriak sekencang mungkin pun bukanlah sebuah solusi yang mengantarkan pada kilauan cahaya.
Dan membebaskan bibir berucap keluh nan kesah mencurah pasrah ialah pilihan terbodoh karena kejutan nihil yang tak pernah tercentang birukan.
Ialah sebab sejatinya tak ada gigi yang yang tak tajam.
Tak ada lidah yang tak lincah.
Tak ada bibir yang senantiasa melengkung membentuk alfabet ke-21.
Serta tak ada kombinasi paling serasi dari ketiganya selain kepiluan takdir oleh kemunafikan orang yang paling dipercaya.
Angin halus yang terlalu menusuk karena pembebasannya berdasarkan penjara berjeruji rapat menahan nafsuku yang sudah memuncak.
Perihal niat, keinginan, dan tujuan ialah kunci utama gembok yang sudah lama ku ingin dapatkan.
Naasnya, kunci cadangan dengan iming-iming berbuah manis di akhir lebih ku pilih dengan rumus satu dari empat puluh dua.
Kunci emas itu, aku menyebut-Nya dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang pada surah Al-Baqarah ayat 153.
Cirebon, 18 Mei 2022
Posting Komentar