Tsani Ali Gama
Titik Lebur Desa Gugur
Tanah curam diselimuti aspal tajam
Penuh kerikil dan cadas batu mengepal
Sawah terhampar, kala itu masuk kemarau
Petani mengasah cangkul sambut panen raya
Bumi dilema, bunga ragu tuk merekah
Mereka tak tega bahagia, saat desa dipukul derita
Desa gugur,
Ia kini bak cermin setinggi kepala
Didepannya berdiri sebuah wajah
Penuh luka bernanah, bercarik darah
Tak kuasa merangkai serapah
Tiap sudut penuh nyanyian pilu
Si wajah yang paling nyaring
Matanya sudah kering tak menyisakan tangis
Masih pada jarak pandang
Sekelilling terasa bergeming
Tanah merengek tak terima
Bahkan tak perlu sepiker masjid tuk memberitakannya
Kini terdengar suara, tak asing, mendayu pilu, penuh tangis mengais
Tanpa sadar kemejaku kuyup, mataku bergelut dengan kelu
Jawa Barat, 24 Mei 2022