KHALIZA FAHIRA - Mengantongi Sepi Hingga Peti Mati (LCP 12)


KHALIZA FAHIRA
Mengantongi Sepi Hingga Peti Mati

Raut candu saban hari yang terlewat
kini menjelma bualan khianat
dibatasi batas keterbatasan;
egomu, tangisku
otakmu, hatiku
lalu kau diam, netraku dihinggapi seribu kunang
lalu kau hilang, hatiku menggugat kenang

Selepas kau pergi, aku sibuk mengencani puisi
menjamu sajak basi yang kuramu berulang kali
menyaji diksi di segelas kopi yang kuseduh dengan air mata nyeri 
sebab lebam dipecut janji yang kauberi

Puisi dan kopi lalu meniru kita
Membual dan membelalak dalam pagelaran debat 
tentang siapa penyembuh luka paling hebat
mereka berdebat, aku mendekat
mereka bertatap, aku meratap

Sial!
Di gerai kopi hari ini aku disambut sebait puisi 
yang disumpahi hingga berpulang jadi konsekuensi 
bahkan kukantongi hingga peti mati
"Mampus kau di koyak-koyak sepi"
sabda penyair kondang
sedang aku meradang
sesak lalu terhenyak
memandangi jumantara yang jauh
merutuki sepi yang kian riuh

Aceh, 2022

Posting Komentar untuk "KHALIZA FAHIRA - Mengantongi Sepi Hingga Peti Mati (LCP 12)"