Lina Martina
Kisah Sang Pintu
Rumah itu tampak teduh dengan cat warna turangga
Pintunya rendah, membawa filosofi rumah Jawa
Para penghuni keluar masuk dengan cara istimewa
Menunduk sedikit, tanda saling menghormati sesama
Pintu selalu bersikap hangat pada setiap tamunya
seperti keramahan nenek yang disambangi keluarga
Dan ketika ada kabar gembira diembuskan oleh bayu
Dia menanggapi senang dengan gerakan anggun ayu
Tak ada hal yang terlalu sepele baginya
“Siapa mau gorengan?” Ayah kerap berteriak
Pintu mempersilakan suara melewatinya
Anak-anak sontak mendengar lalu bersorak
Penuh pengertian, pintu tak pernah menyulitkan
Siap memberi jalan pada tumpukan kardus jualan
Sigap terbuka jika ada yang datang dengan hati pilu
Mempercepat waktu tempuh antara pagar dan pelukan Ibu
Lina Martina
Jakarta, 16 Juni 2022
45 komentar untuk "Lina Martina - Kisah Sang Pintu (LCP 12)"
Tulisan yg selalu membuat imun jd naik
Tengkiuuu sis..
Laaaffff
Kata-katanya sederhana tp puitis & sangat menyentuh, baca puisi ini seperti membawaku kembali kemasa kecil dirumah Mbah, rumah Jawa sederhana tapi hangat & selalu bikin kangen. Dan seperti karya puisi Lina yg lain selalu ada Pesan berarti dipuisinnya.
Salut buat Lina yg terus rajin menulis semoga karyanya bisa dinikmati byk orang & bermanfaat luas.. Aamiin
Teruskan Lina
Sukses terus karya2nya yaa