Nur Asiska
Ketakjuban kepada sang pencipta
Sebuah pulpen di dekap erat
Di antara ibu jari dan telunjuk
Tatkala penulis termenung sejenak
Bergelut dengan beribu sel otak yang tak tahan tinggal
Sembari meremas-remas jeluang penulis bertanya,
Siapa yang paling kuat di antara ribuan tentara?
Siapa yang berdiri meski ia tempat salah?
Siapa yang menemani walau semua meninggalkan?
Sajak-sajak kembali berbaris
Di atas putihnya lembaran jeluang
Kembali kejalan buntu titik batas
Mencari semburat di bawah lubang
Seperti filsuf yang terpana
Sungguh luar biasa sang otak
Dapat memberikan ide-ide luar biasa
Dapat membodohkan sang pemilik
Sepasang mata kembali menatap jeluang
Apa yang ada dipikiran sang pencipta
Saat membuat manusia, sampai terbentuk otak, sepasang mata, hidung, mulut, tangan dan kaki
Sempurna di antara mahkluk yang lain
Sebagai kepala di atas kepala
Berpijak pada satu jawaban
Manusia tidak pernah puas
Terjerumus bangkit dan kembali
6 komentar untuk "Nur Asiska - Ketakjuban kepada sang pencipta (LCP 12)"