Sukmah
Mustajab
Seratus dua puluh derajat
Memandu suara, menyalip celah angin
Terbuai arus polusi, tiba di pesisir hati
Terbenam pada pulau yang tak pernah didapati
Santun langkah memotong antara
Runtun menyeka lipatan asa
Memohon tidak sendiri, memohon ketiga kali
"Temani Aku, sambil Kau Ku temani"
Mengalir waktu dalam gagap
Terselubung pandang ke arah lain
Tekun menyita cakap musim kemarau
Dibiakkan dalam syiar senda gurau
Supaya harum semerbak mekar tawa
Kala senyum mengisi jeda antara diam dan cerita
Senada dalam mulusnya aspal jalan
Santunnya skenario Tuhan
Atas doa yang terjawab
Pada hari-hari mustajab
Adalah syair-syair tafakur
Dari kedalaman rasa syukur
Takkala Soppeng, 31 Mei 2022