Wayan Pasra
Setia yang berlatar luka
Aku sedih dengan kira yang indah,
Memuja akan dunia
Prasangka tangis berbau dusta,di tuduh semesta menyembunyikan tawa
Tenggelam dalam kesedihan dan kehancuran, dengan semua janji-janji palsumu
Teori luka bemajas cinta,ternistakan resah hingga hati terluka parah
Filosofi kopi pahit di cangkir putih,di teguk habis oleh rindu yang tersakiti
Helai janji yang di hianati terkedap sepi,akibat kasih sering kala mengeluh letih
Semi tawa yang bertahta luka kesedihan terikat,di buai sumpah bertali sunyi
Sekujur tangis di paksa terhenti,membantah bayanganmu yang beralih pada ilusi
Rindumu yang tak acuh lantas mematahkan setiaku,sebab dukamu sulit tak layu
Perkara jejak manis rayumu yang menyatu, pada setiap sekat diksi puisiku
Ambis tawa yang di lentarkan kian dendam akibat tertoreh kedustaan
Mitos kehilangan kini di terjemahkan serupa narasi yang berkisah kesendirian
Tentang rindu kusam cinta terbuang, mengutip satu namamu diantara keluh kesah
Nayanika berparas curiga, terkubur pasrah terpeluk janji semanis gula Jawa
Dialog rindu yang terkena sayatan, dibiarkan tergeletak di tanah yang gersang
Perihal peka yang terkonfirmasi tiada,lantaran puisiku betah terkurung kecewa
Titimangsa:
Wayan pasrah, berdomisili di jamantras R.7 Lempuing jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sekarang menempuh pendidikan sekolah SMAN 3 UNGGULAN KAYUAGUNG untuk mencapai cita-cita.