Mau Ikut Lomba Menulis Gratis? Daftar Sekarang!

KISAH SEORANG PEJUANG PLIN-PLAN - Karya : Evi Syukriah Bako (LCPC 14 Cerpen)

Admin



KISAH SEORANG PEJUANG PLIN-PLAN

Karya : Evi Syukriah Bako


Ngga terasa, usia ku ternyata sudah kepala dua saja, baru kemarin ulangtahun dan usiaku sekarang sudah dua puluh tahun sembilan belas hari coy. Sebenarnya ngga ada yang perlu di banggakan sih, karna sudah dua puluh tahun ini saja aku belum bisa berbuat apa-apa. Belum ada yang bisa di banggakan dari diriku ini.

Sejak kecil aku orangnya ambisius banget, banyak rencana-rencana yang aku rencanakan. Tak jarang rencana-rencana itu aku umbar-umbarkan ke semua orang yang ada di sekitarku. Tapi nihil, tak satupun yang tercapai. Ada yang sudah dikerjakan tapi berhenti di tengah jalan alias ngga selesai. Sia-sia deh. Ada juga rencana itu sama sekali ngga di kerjakan. Huhh... wkwkwwkk... aku hanya bisa tertawa.

Dulu aku bercita-cita ingin jadi seorang dokter, aku ingin mengobati orang-orang yang sakit, aku ingin melihat orang lain sehat dan senang setelah aku obati. Padahal liat jarum suntik aja bulu romaku langsung berdiri-diri. Dulu pas SD, pernah ada kegiatan suntik cacar untuk siswa SD di sekolah kami dari dinas kesehatan. Dari situ lah semua orang di sekolah ku tau kalo aku takut jarum suntik. Di situlah semua orang di sekolah ku tau kalo aku nangis suaranya menggelegar dan mulutku menganga terbuka selebar-lebarnya berharap aku jangan di suntik. Ngga usah di ceritain deh gimana kronologi nya secara rinci. Sedihh dan unforgetable but fun . Tapi itu dulu lhoo, waktu SD.

Dulu waktu SD juga, aku merencanakan sesuatu yang “weww”. Aku ingin ber bisnis. Ku pikir bisnis itu mudah-mudah saja, tinggal barang di jual dengan harga yang lebih mahal dari modal, trus dapat uang dehh. Semakin banyak pembeli, semakin banyak uang yang ku dapat.

Aku duluan menghayalkan yang enak-enak nya dulu. Aku bakal dapat uang dan bisa beli sepeda seperti sepeda tetangga kami. Sepedanya keren lahh. Aku hanya bisa meminjamnya hanya sebentar saja, itupun kalau dia lagi ngga pake itu sepeda. Karena itu lah, aku juga ingin memiliki sepeda seperti itu dan juga ingin beli jam tangan LED yang dulu sedang kekinian. :v :v

Masih tentang bisnis yang ku rencanakan tadi. Aku berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp.50000. Dulu uang sebanyak itu udah bisa beli mainan kecil yang banyakk. Rencana ku ingin menjual main-mainan atau pun pernak-pernik anak-anak se usia kami. Target ku adalah anak-anak satu komplek rumah kami. Lalu esok harinya aku pergi ke toko mainan. Aku pergi di temani seorang teman sekelas. Dulu aku ngga minta di temanin beli sama mama ataupun papa. Ntar bakalan dilarang. Aku udah tau duluan apa jawaban mereka.

Lalu sore harinya, seperti hari-hari biasanya, kami para anak-anak di komplek rumah kami bermain ke luar rumah. Biasanya kami berkumpul, ada yang bermain karet, kalau cowo-cowo nya bermain kelereng, kalo lagi musim layangan bakalan banyak deh pemandangan anak-anak yang berlarian sambil menarik-narik benang supaya layangannya bisa terbang.

Nah, pada momen inilah kesempatan ku untuk menjajakan mainan jualan ku tadi. Mainan- mainan itu, aku letakkan berjejer diatas keramik depan rumah kami. Lantas menarik perhatian anak-anak yang melihat mainan-mainan sebanyak itu diletakkan berjejer. Semuanya pada berkumpul mengelilingiku dan jualan ku tadi. Semuanya pada bertanya buat apa itu. Yaa, aku jawab aja, “ini harganya segini,,.. kalo yang ini segini,.. kalo yang ini ada lampu-lampu nya lhoo, yang ini kalo diputar bisa bergerak”. Dibantu juga oleh adikku dua orang untuk mempromosikannya. Adik-adikku memang adik yang baik. Aku sayang mereka hingga saat ini. Aku memperagakan menjual ala ibu-ibu yang lagi berjualan yang aku tonton di sinetron televisi. Lalu semua mainan aku hidupin, yang berlampu aku nanyalakan lampunya, yang bisa ngeluarin suara aku nyalakan suaranya. Pokoknya gimana biar bisa menarik perhatian mereka aja laaah. Tapi nyatanya, mereka hanya menonton, setelah semuanya selesai dihidupin, mereka bubar. Padahal itu daya batterai berkurang juga lho. Hikks hikksss..

Hari sudah mulai beranjak ke malam. Adzan magrib pun sudah berkumandang. Anak-anak di komplek kami pun saling pamit untuk menyelesaikan permainan. Malam hari sesudah shalat magrib seperti biasa, mama memeriksa catatan-catatan sekolah kami. Kalo ada yang kurang mengerti, kami diajarin oleh mama, kadang kalo mama sibuk memasak kami di ajarin oleh papa.

Esok sore harinya, kembali lagi kami bermain-main seperti biasanya. Mainan-mainan yang ku perjualkan tadi kembali lagi aku pajangkan. Setidaknya modal bisa balik lah. Tapi, mungkin teman-teman ku sudah pada bosan, mainan nya itu-itu aja. Padahal mereka ngga beli sama sekali.

Lalu, tiba waktunya magrib. Seperti biasanya kami saling berpamitan satu sama lain dan berharap besok kita main gini lagi yaa. Seperti biasa, di malam hari. Aku dan adik-adikku belajar dan diajarin oleh mama dan papa secara bergiliran. Tapi sebenarnya diajarinnya ngga setiap hari sih. Kalo mama dan papa lagi ada waktu saja, kalo urusan kantor mereka sudah selesai. Pada satu malam saat itu, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah kami. Ternyata teman ku, anak tetangga sebelah kami. Ia ingin membeli satu mainan yang ku perjualkan tadi. 

Lumayan lah, pembeli pembuka. Ia yang duluan membeli mainan ku tadi. Mungkin dia tertarik dan kepikiran ingin memiliki mainan yang ku perjualkan itu. Wkwkwkwkkk...

Orangtua ku hanya tersenyum melihat ku dengan uang hasil jualan mainan yang ku pamerkan kepada mereka. Padahal uang modal ku saja belum kembali sebenarnya. Esok hari di sore hari, kembali lagi kami bermain-main. Hari ini aku ngga menjajakan jualan ku, karena aku sudah tau lah, mana ada yang beli.

Tiba-tiba, temanku yang semalam, datang mengampiriku. Ku kirain dia mau cerita dia senang punya mainan kayak gitu. Eh ternyata, “Vii, kok suaranya serak-serak gitu yaa? Kata mama ku ini habis battery Vii. Gimana ini?” tanya dia. Sontak aku terkejut. Pikir ku dalam hati, “yaa iyaa laah.. habis batterai. Kan di hidupin tiap sore untuk di pajangin, ya habis lah batterai nya”. Lalu ia pun memberi mainan itu kepada ku dengan maksud aku melakukan sesuatu kepada mainan itu supaya suara nya bisa hidup kembali. “Yaudah, besok aku beli batterai ya, besok sore aku kasi ke kamu” jawabku dengan senyum. Padahal dalam hati sedang meratapi.

Dari situlah, aku bisa belajar sesuatu bahwa orang yang berbisnis itu ngga mudah, cari uang itu ngga mudah. Kembali ke hal cita-cita. Setelah masuk kelas 2 SMA, cita-citaku berubah ingin menjadi seorang ahli gizi. Sebenarnya karena pas SMA dulu pada saat itu lah sedang ramai-ramai nya membicarakan tentang jurusan-jurusan di perkuliahan. Pada saat itulah cita-citaku berubah lagi. Aku sadar diri koq, masuk kedokteran itu sulit, katanya. Padahal belum lagi dicoba alias belum dijalanin gimana alur masuknya udah move on aja ke jurusan lain.

Lalu aku berencana kalo sudah tamat dari SMA nanti ingin mengambil jurusan Gizi. Karena aku juga suka belajar tentang gizi, aku juga suka memasak dan suka memperhatikan kandungan gizi apa yang terdapat dalam makanan tersebut. Sihiiiiyyyy (kibas poni) :D

Hari-hari berlalu, kini aku telah memasuki kelas XII SMA atau kelas 3 SMA. Disinilah para siswa-siswi sedang sibuk-sibuknya. Sibuk untuk persiapan Ujian Nasional dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi. Disinilah kami mulai belajar sekolah pagi dan sore, sebagian bimbingan belajar di suatu tempat bimbel. Kami mengambil waktu malam. Karena pagi dan sore merupakan waktu wajib untuk sekolah. Ini bagi kami yang sangat ambisius untuk jurusan idaman kami.

Setelah hari-hari berlalu, Ujian Nasional telah selesai kami laksanakan. Seminggu setelah selesai Ujian Nasional kami mengikuti bimbingan belajar intensif supaya jurusan yang kami idamkan itu bisa kami capai. Kami sekelas mulai berpencar. Ada yang bimbingan belajar di kota tempat tinggal kami. Ada juga yang bimbingan belajar di luar kota dan tempat bimbingan belajar yang berbeda juga. Semuanya kami kerjakan demi jurusan idaman kami masing-masing. Pada masa-masa bimbingan belajar, kebetulan aku mengikuti bimbingan belajar di luar kota dari tempat aku tinggal. Semuanya juga pada tau, kalo tinggal satu kontrakan dengan teman itu apalagi jauh dari orangtua, jadinya belajar apa nggak sih.

Pada hari pengumuman jalur undangan masuk Perguruan Tinggi. Dua orang dari kami lulus dan masuk di pilihan pertama alias jurusan yang di idamkan nya sudah tercapai. Mereka lulus di jurusan yang mereka idamkan dan lulus di jurusan dan universitas favorit di Indonesia.

Mulai hari itu kami lebih bersemangat lagi belajar untuk persiapan ujian tertulis masuk Perguruan Tinggi. Satu minggu berlalu, test tertulis untuk masuk Perguruan Tinggi diadakan esok hari. Kami sibuk mempersiapkan peralatan-peralatan tulis untuk besok. Kami juga pada hari itu tinjau lokasi tempat ujian kami. Perjalanan menuju lokasi ujian juga penuh perjuangan. Karena bukan kota tempat kami tinggal, maka kami tidak hapal betul jalan-jalan yang ada disana. Kami hanya menghandalkan google map android kami. Namun, lokasinya kami temukan juga akhirnya. Setelah lokasi nya di temukan, kami kembali ke kontrakan kami.

Kami sampai di kontrakan pada sore hari, dan hari itu sangat lah melelahkan. Lelah tenaga dan lelah pikiran. Pada malam harinya kami langsung beristirahat agar besok bisa ujian dengan baik.

Hari-hari telah berlalu, tiba lah pengumuman hasil ujian yang telah kami laksanakan. Ternyata, aku belum lulus. Aku ngga bisa ngomong apa-apa lagi. Aku langsung menangis tak terima. Aku agak sedikit lega. Padahal aku merasa bersalah dan menyesal sekali. Yang aku pikirkan sebelumnya adalah aku bakalan memberi kabar gembira dan juga membanggakan Papa dan Mama ku hari ini.

Aku masih tetap tinggal di kota tempat aku bimbingan belajar, disana aku banyak membuka internet. Mencari jalur-jalur apa lagi supaya aku bisa masuk Perguruan Tinggi pada tahun itu juga. Lalu aku mendaftarkannya dan ikut test. Alhamdulillah.. Aku lulus di jurusan Metrologi dan Instrumentasi. Ini merupakan jurusan langka dan belum banyak yang mengenalnya. Hanya ada empat universitas di Indonesia yang memiliki jurusan ini yaitu ITB, ITS, UGM dan USU. Jurusan ini merupakan bagian dari departemen Fisika. Fisika coyy..

Aku tau apa tentang Fisika.. Asli, ini bukan jurusan idaman ku sejak SMA. Belajar itu memerlukan waktu yang lama karena tidak ada belajar yang praktis. Belajar itu bukan hanya semata-mata untuk mendapatkan nilai yang bagus. Tetapi belajar juga harus memahami sehingga ketika dihadapkan pada berbagai bentuk soal, maka kita dapat menyelesaikannya dengan baik.

Hari-hari berlalu, namun jujur, aku menjalani kuliah dengan setengah-setengah hati. Tahun depan aku ingin mencoba ikut ujian masuk Perguruan Tinggi lagi. Aku ingin mencapai jurusan idaman ku itu. Aku belum bisa move on dari jurusan itu. Namun ternyata, setelah dicoba, ternyata tidak lulus juga. Tahun kedua selama menjalani kuliah aku ingin ujian test masuk Perguruan Tinggi lagi. Lagi dan lagi. Tapi rencana itu aku batalkan. Aku berpikir, aku telah menjalani kuliah 2 tahun. Rasanya semua biaya-biaya dan waktu yang telah kuhabiskanakan sia-sia. Sehingga aku membatalkan rencana itu. Aku rasa ini adalah plin-plan yang baik :’v

Semakin lama, aku bisa move on dari jurusan itu. Dan aku pun tertarik dengan pelajaran elektronika. Kebetulan dalam jurusan kami, banyak belajar tentang elektronika. Aku suka belajar elektronika karena disini langsung dapat di praktekkan penggunaan alat-alat elektronik itu dan langsung bisa di rangkaikan menjadi suatu alat yang tentunya berguna, bisa mengeluarkan suara dan bisa bergerak. Tentunya ini merupakan untuk mengembangkan dan mengasah kreatifitas di bidang elektronika. Mulai saat inilah, aku cinta sama jurusan ku ini.

Sekarang aku sudah masuk di semester 5. Pada semester ini juga lah usia ku genap 20 tahun. Sebenarnya ngga tau aku harus merasa senang atau sedih. Soalnya hingga pada saat ini aku belum bisa membuat kedua orangtua ku bangga. Aku iri melihat teman-teman ku yang usianya masih dibawah 20 tahun saja sudah bisa pergi ke luar negeri di biayai oleh kampus, beasiswa yang ia peroleh, ataupun dari usaha-usaha yang ia lakukan. Aku berpikir, bukan hanya mereka yang bisa. Aku juga pasti bisa. Usia yang masih muda ini akan ku gunakan untuk menciptakan karya-karya terbesarku dan aku akan memberikan kabar yang luar biasa membanggakan kepada kedua orangtua ku dalam waktu sedekat ini. Aku ingin pergi ke luar negeri bersama kedua orangtua ku dengan uang dan usahaku sendiri. As soon as possible, Insya Allah.. Aku akan kembali melanjutkan ceritaku ini setelah aku berhasil dan bisa mewujudkannya.

Terimakasih....   

Posting Komentar

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.