Mau Ikut Lomba Menulis Gratis? Daftar Sekarang!

Keterbatasanku Tak Menghalangi Impianku - Karya : Regina Diva Olinda Putri (LCPC 14 Cerpen)

Admin

 

Keterbatasanku Tak Menghalangi Impianku

Karya : Regina Diva Olinda Putri


Pagi hari dengan awan indah dilangit sana, burung-burung kecil berkicau menggema ditelinga, udara sejuk membuat hidung tersa dimana seorang remaja memasuki sekolah barunya untuk pertama kalinya, dia pindah dikarenakan ekonomi keluarganya menurun oleh sebab itu keluarganya memutusakan memindahkanya kesekolah dengan biaya yang lebih murah. Sekolah barunya berada di desa terpencil yang berada dikota Subang, Jawa Barat.

Namanya Lia, Lia Alexsandra begitulah namanya, remaja kelahiran 2001 ini seorang remaja yang memiliki keistimewaan khusus yang telah diberikan tuhan, Lia memiliki klainan skolis, apakah kalian tau apa itu skolis? Skolis merupakan klainan tulang belakang yang membentuk huruf “S” atau “C”, lebih sering orang bilang tulang belakang bengkok. Semakin Lia bertumbuh dewasa maka semakin besar juga kelengkungan ia bertambah parah. Sejak skolis menjadi bagian dari hidup Lia, Lia sering down banget sampe-sampe mogok makan, pernah juga terlintas dibenaknya untuk mengakhiri hidupnya karna sudah lelah akan kehidupanya didunia. Tapi lama- kelamaan Lia tidak pernah lagi menyalahkan sang pencipta akan penyakit yang telah ia berikan, karna menurut Lia itu sebuah anugrah dari tuhan untuknya.

Lia merupakan anak satu-satunya atau disebut anak tunggal dari seorang ibu bernama Sandra serta seorang ayah bernama Alex. Ibunya sangat menyayangi dirinya, sejak lia memiliki kelainan itu ibunya lebih sering memperhatikan gerak-gerik lia, bahkan dari cara Lia duduk, berdiri hingga ia berjalan sekalipun. Lia merupakan gadis kuat yang mampu melewati hidupnya dari SMP hingga ia SMA, walaupan pada awal pertama kali Lia terkena penyakit skoliosis ia merasa down tapi sekarang dia sudah bersyukur akan hidupnya pada saat itu.

Ketika Lia berjalan dengan agak membungkuk kearah sekolah yang berada di ujung jalan di desa itu, tanpa sengaja Lia melihat seorang gadis berjalan sendirian menuju ke sekolah.

“Hi” sapa Lia.

“Hi juga” sapa balik seorang gadis sambil menoleh ke arah Lia.

“Bolehkah Aku berjalan bersama denganmu menuju sekolah” tanya Lia.

“Tentu boleh, btw kamu murid baru ya?” ujar sang gadis.

“Iya, Aku baru pindah dengan keluargaku beberapa hari kemarin” jawab Lia.

“O,iya nama kamu siapa” tanya lia sambil melanjutkan langkahnya menuju sekolah.

“Namaku Risma, Risma Sotang dan kamu?” ucap si Risma sambil menanyai Lia balik.

“Nama yang bagus dan namaku Lia, Lia Alexsander” ujar Lia memperkenalkan dirinya.

Tidak disangka mereka berdua telah sampai didepan gerbang sekolah baru Lia, merekapun memasukinya, tetapi ada tatapan tidak mengenakkan dari sebagian siswa akan fisik Lia yang seperti itu, tetapi Lia tidak menghiraukanya karna sejak SMP Lia sudah terbiasa akan tatapan tersebut. Lia berjalan menuju kantor kepala seolah untuk menanyai dimana letak kelas barunya, setelah sampai diruang kepala seolah ia langsung mengetuk pintu dengan perlahan-lahan.

“ tok-tok” kira-kira seperti itu bunyi pinta yang diketuk oleh Lia.

“Masuk” ujar kepala sekolah.

“Permisi pak, saya Lia murit baru ingin menanyai dimana ya kelas saya?” tanya Lia.

“Ohh murit baru, sebentar-sebentar saya liat dulu” ujar kepala sekolah.

“DI kelas XI MIIA 1” jawab kepala sekolah lagi.

“Terima kasih pak” ucap Lia.

“Sama-sama” jawab kepala sekolah.

Tanpa disangka ternyata Risama satu kelas dengan Lia, setelah itu mereka menuju ke kelas bersama, didalam kelas Lia memperkenalkan dirinya serta menjelaskan kelainan yang dideritanya. Beberapa temannya ada yang merasa jijik dan ada juga yang merasa kasihan akan keadaan dirinya. Lia hanya tersenyum manis kepada teman-temanya. Setelah itu pelajaranpun dimulai, Lia sebagai murid baru termaksud siswa pintar walaupun kadang ketika Lia menjawab soal dari guru teman-teman disekitarnya tidak suka akan kepintaranya itu. Istiraharpun tiba, Lia serta Risma menuju kantin karna mereka berdua benar-benar sudah kelaparan, pas Lia sampai dikantin tatapan mata tak suka terhadap Lia datang lagi, lalu tiba-tiba disaat Lia mengantri ada kakak kelas tidak sengaja mendorongnya hingga membuat ia terjatuh.

“AWWWW” teriak lia karna rasanya benar-benar sakit.

“Minggir gua mau beli” ujar kakak kelas menyebalkan itu.

“Kak hati-hati dong temen saya jadi jatuh kan” ucap Risma diselingi emosi.

“Dihhhh, biarin aja temen lu yang cacat ini jatuh” ucap mulut pedas kakak kelas itu sambil menoleh sirik kepada Lia.

Lia hanya terdiam sambil menahan tangis karna ucapan kakak kelasnya tersebut, dia bangkit dibantu oleh Risma dan langsung mengurungkan niatnya untuk makan dikantin, mereka berdua langsung menuju ke kelas karna sudah tidak ada nafsu makan sama sekali. Lia merasa sedih akan ucapan kakak kelasnya tadi.

Waktu pulang telah tiba aku pun pulang jalan kaki bersama Risma, di perjalanan pulang aku hanya terdiam serta memikirkan semua ucapan kakak kelas tadi yang sangat menusuk di hati, di persimpangan jalan aku pun berpisah dengan Risma, tidak terasa tiba-tiba aku sudah berada di depan rumah, aku pun mengetuk pintu kemudian ibu menyabutku. Sepertinya ibu menyadari bahwa aku ada masalah.

"Kok wajahnya lesu banget, kenapa?" tanya ibu. Tanpa menjawab pernyataan ibu Lia langsung memeluk dan menangis didekapan ibu.

"Lia kenapa? coba cerita sama ibu" tanya ibu lagi sambil mengelus-elus kepala Lia.

"Tadi pas jam istirahat Lia kan mau ke kantin mau makan soalnya lapar banget, tapi tiba-tiba pas ngantri makanan ada kakak kelas yang dorong Lia, terus kakak kelasnya bilang kalau Lia itu anak cacat" ungkapan Lia diselangi dengan tangis yang semakin kencang.

"Udah ya nak jangan nangis biarin orang ngomong apa aja tentang kamu yang penting kamu sekolah itu niatnya untuk belajar, kamu di sana nggak gangguin orang kalau perkara mereka gangguin kamu ya udah biarin aja jadiin itu sebuah motivasi buat kamu tambah maju nanti ke depannya biar kamu bisa buktiin ke mereka bahwa kamu itu bisa lebih baik dari mereka walaupun kamu memiliki kekurangan dan nggak sesempurna mereka tapi dari itu kamu harus tetap semangat jangan mudah menyerah ya sayang" ujar ibu untuk menenangkan Lia.

"Iya Bu, makasih ya atas sarannya" jawab Lia sil sadar bahwa omongan mereka hanyalah omongan saja, akan ia buktikan pada mereka bahwa Lia lebih baik.

Setalah itu Lia masuk kedalam kamar karna sudah lelah memikirkan omongan kakak kelas menyebalkan itu, saat di dalam kamar dia mengungkapkan semua kekesalannya di dalam sebuah gambaran, tanpa disangka ia memiliki impian ingin menjadi desainer karena seorang desainer merupakan cita-cita Lia dari kecil. Keesokan harinya Lia berangkat sekolah bersama Risma kembali dan dia sudah tidak memperdulikan omongan kakak kelasnya yang menyebalkan itu ia lebih fokus untuk masa depannya menjadi seorang designer terkenal.

Beberapa waktu kemudian tanpa disangka ada lomba Fashion Design Competition di Jakarta pada tanggal 10 Februari 2022, Lia ingin mengikuti lomba tersebut untuk mewakili sekolahnya tetapi dari pihak sekolah tidak membiayai untuk keperluan lomba, Lia sangat-sangat ingin ikut tetapi terkendala uang biaya untuk ke Jakarta, karena transportasi untuk kesana sangat mahal. Lia sangat ingin mengikutinya tapi bingung mendapatkan uang dari mana soalnya dia belum bekerja dan biasanya jika Lia memerlukan sesuatu atau barang pasti ia meminta kepada ibunya, setelah berfikir sangat lama akhirnya Lia memutuskan untuk bertanya ke ibunya, siapa tau ibunya memiliki uang untuk Lia pergi ke Jakarta nanti.

"Ibu" panggil Lia kepada ibunya.

"Iya Lia, kenapa?" jawab sang ibu.

"Ibu, Lia mau ikut lomba Fashion Design Competition di Jakarta tapi ngga punya biaya untuk kesana" ucap Lia memberi tau masalah yang dialami.

"Emm giaman ya Lia, ibu lagi ngga punya uang sama sekali, maaf ya sayang sepertinya kamu ngga bisa ikut lomba itu, maafin ibu" ujar ibu dengan rasa sedih karna tidak bisa membantu Lia mewujudkan keinginannya.

"Yahh, Bu gapapa deh kalo emang ibu ngga ada uang Lia juga ngga maksa kok, Lia juga tau keluarga kita aja buat makan kadang masih susah" jawab Lia dengan sedih.

Setelah berbincang dengan ibu akhirnya Lia memikirkan cara agar dia bisa mendapatkan uang tanpa harus meminta kepada ibunya, ia berfikir sangat lama hingga akhirnya otak Lia mengeluarkan ide sesuatu yaitu ia ingin menjual design gambarnya di grup telegram atau dia ingin menjadi joki design. Lia mulai mempersiapkan brosur promosi yang akan disebar di grup telegram serta menyiapkan testi untuk para pembeli melihat bukti bahwa Lia tidak akan menipu para pembeli. Joki design Lia awalnya sepi pembeli, tapi lama-kelamaan makin rame orang yang ingin membeli design unik milik Lia. Setelah beberapa hari mengumpulkan uang dari hasil jualan design, Lia akhirnya bisa pergi ke Jakarta untuk mengikuti lomba Fashion Design Competition dengan uangnya sendiri.

Tepat pada tanggal 08 Februari 2022 hari dimana Lia akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti lomba yang sudah dia nanti-nantikan sangat lama, Lia berangkat 2 hari sebelum lomba karna ingin lebih mempersiapkan diri pada saat lomba nanti, dua hari kemudian lomba pun dimulai Lia menjadi peserta nomor 3 dari 10 peserta, peserta pertama dipanggil lalu mengeluarkan desain mermed setelah itu peserta kedua dipanggil dengan desain kupu-kupu, selanjutnya waktunya desain milik Lia di panggil.

"Selanjutnya kita persembahkan desain nomor tiga yang akan menampilkan desainnya, model perwakilan nomor tiga silahkan naik ke panggung untuk menampilkan" ucap mc

Lia hanya berdoa sambil melihat desain yang ditampilkan, tema yang diambil oleh Lia yaitu perpaduan antara batik Indonesia dan kupu-kupu.

"Semoga memuaskan para juri" doa Lia terus menerus didalam hati.

Dres yang di pakai model tersebut terlihat sangat anggun dan mewah. Suara tepuk tangan memenuhi ruangan, banyak orang yang terkagum-kagum dengan dres dibuat Lia, orang-orang itu bertanya tanya siapa yang membuat dres cantik itu. Lia sangat terharu ingin rasanya dia menangis untuk mencurahkan kegembiraannya.

"Ya Allah semoga Lia jadi juara.." ucap Lia dalam hati.

Setelah penampilan dari seluruh perserta selesai, selanjutnya para juri akan melakukan penyeleksian untuk menentukan siapa juaranya. Beberapa saat kemudian juri-juri sudah menemukan juaranya dari juara satu sampai juara tiga.

"Terimakasih untuk para peserta yang telah mengikuti acara pada malam hari ini, baik kita lanjutkan acara puncak yaitu pengumuman juara." ucap pengisi acara.

"Oke juara satu diraih oleh nomer njeng njeng njeng" ucap mc tersebut membuat para peserta deg deg an.

"Aaa bismilah ya Allah" ucap lia dalam hati ikut deg deg an.

"Juara satu diraih oleh nomerr uruttt 3, untuk Lia Alexander dipersilahkan kepanggung" ujar sang mc dengan raut senyum diwajahnya.

"Aaaa Alhamdulillah" ucap Lia sambil berkaca-kaca.

Lia berjalan menaiki panggung dengan keadaan membungkuknya tak lupa memancarkan senyum indahnya, walaupun Lia memiliki kekurangan fisik, tetapi Lia terlihat sangat cantik. Lia menerima piala dan uang tuna sebesar 5 jt tersebut. Setelah itu Lia turun dari panggung deselangi terdengar banyak ucapan selamat kepadanya, lalu setelah lomba tersebut selesai Lia langsung pulang ke rumahnya untuk memberi tau ibunya bahwa ia telah memenangkan lomba dan mendapatkan juara 1 untuk ajang Fashion Design Competition. Keesokan harinya Lia sampai di Subang, ia tak sabar memberitahu ibunya.

"Ibuuu Lia jadi juara"teriak Lia dari kejauhan.

sang ibu yang sedang memasak, lalu mendengar teriakkan Lia, langsung kedepan membuka pintu dan terlihat Lia membawa piala nya. Mereka berdua langsung berpelukan dengan tangis bahagia karna Lia sudah bisa membanggakan orang tuanya.

"Selamat ya nak ibu bangga banget sama Lia, tetap rendah hati ya" ucap ibu Lia.

"Siap bu, terimakasih udah mengsuport Lia." Terimakasih Lia kepada ibunya.

Kemudian Lia berlari kecil kekamar sambil membawa tas berisi uang serta piagam yang ia dapat, setelah itu menaruh tas dan piagam di bingkai foto untuk dipajang. Setelah ia memasang bingkai di dinding ia pun langsung merebahkan dirinya di ranjang empuknya.

Ketika hari Senin telah tiba Lia menuju kesekolahnya bersama risma seperti biasa dengan hati bahagia karna nanti pas upacara dia akan diberi penghargaan oleh pihak sekolah, karna sudah mewakili sekolah untuk ajang Fashion Design Competition dan mendapatkan juara 1. Tak terasa mereka berdua sudah sampai disekolah serta langsung mengikuti upacara bendera. Saat upacara selesai dia diberi penghargaan oleh kepala sekolah serta diberi tepuk tangan oleh semua siswa selain kakak kelas yang menggangunya pada saat dikantin saat itu, sepertinya mereka iri karna sudah kalah akan prestai dari Lia. Lia sudah berhasil mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang disigner serta ia sudah bisa menghasilkan uang sendiri dari joki diseinnya di aplikasi telegram walaupun hasilnya tidak banyak tapi setidaknya sudah bisa menghasilkan uang sendiri tanpa minta kedua orang tuanya.

Inilah sepenggal kisah tentang seorang gadis yang bernama Lia Exsander, ia memiliki harapan hingga menjadi impian yang nyata, walaupan ia memiliki keterbelakangan penyakit skolis tetapi ia tetap berjuang untuk kehidupanya dan ia tidak pernah menyerah walaupun kondisi tubuhnya yang seperti itu, ia pun tak pernah menyia-yiakan kesempatan hidupnya.

Posting Komentar

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.