Mau Ikut Lomba Menulis Gratis? Daftar Sekarang!

Pangeran Mimpi - Iis Sumiati (LCPC 14 Cerpen)

Admin

 

Pangeran Mimpi

Iis Sumiati


Pintu gerbang terbuka lebar. Seorang gadis berjalan perlahan memasuki kawasan kampus favorit. Matanya menatap kagum pada sebuah bangunan megah yang terhampar luas di depannya.

“Hai, Deema!” sapa seorang laki-laki yang muncul entah dari mana.

“Astagfirullah,” ucap Deema seraya mengusap dada.

“Maaf, aku mengagetkanmu. Aku ulangi. Assalamu'alaikum, Deema,” tuturnya.

“Wa'alaikumsalam,” jawab Deema. “Kamu siapa?” tanyanya.

“Aku adalah jodohmu. Dan kamu bisa memanggilku Pangeran,” ucapnya santai.

“Apa?”

“Tidak usah terkejut seperti itu. Mari ikutlah denganku!” ajaknya seraya pergi meninggalkan Deema yang masih mematung.

Menyadari kepergian Pangeran, Deema berteriak, “Hei tunggu aku!”

“Kita mau ke mana?” tanya Deema.

“Aku akan mengajakmu berkeliling,” kata Pangeran. “Semua area di kampus ini sudah kuhafalkan agar aku dapat menunjukkannya padamu,” lanjutnya.

“Maaf, tapi aku masih bingung.”

“Kamu tidak perlu bingung. Semua ini adalah skenario dari Allah untuk kita.”

Deema masih belum mengerti dengan apa yang telah terjadi. Dia sama sekali tidak mengenal sosok laki-laki yang bernama Pangeran itu. Namun, entah kenapa pria itu memperkenalkan diri sebagai jodohnya.

“Tidak baik mendiamkan seseorang yang sedang mengajakmu bicara.” Seorang laki-laki dengan kemeja abu-abu datang menghampiri Deema dan Pangeran.

“Kak Hafez!” seru Deema. “Kenapa Kakak bisa ada di sini?” tanyanya.

“Kakak hanya ingin menjauhkan kalian dari fitnah,” jawab Hafez.

“Maksud Kakak?”

“Kakak tahu kalian adalah sepasang insan yang sudah tertulis di dalam lauhulmahfuz. Tapi, kalian belum menikah, jadi tidak boleh berdua-duaan tanpa mahram.”

“Aku semakin tidak mengerti. Kenapa dari tadi kalian membahas jodoh? Dan kenapa Kakak mengatakan hal yang sama dengan dia?” Tunjuk Deema kepada Pangeran.

“Begini Adikku Sayang. Pangeran ini adalah jodoh yang dikirimkan Tuhan untukmu. Dan hari ini kalian berdua dipertemukan untuk pertama kalinya,” jelas Hafez.

“Bukankah jodoh itu adalah rahasia Allah?”

“Iya, itu benar. Tapi sekarang semua itu sudah menjadi rahasia umum,” ungkap Hafez.

“Sudahlah calon istriku. Kamu pasti akan mengerti seiring berjalannya waktu. Sekarang lebih baik kita lanjutkan jalan-jalannya!” Pangeran tersenyum manis kepada Deema.

“Ayo Deema, ikuti calon suamimu!” suruh Hafez.

Dengan perasaan tidak percaya, Deema menuruti apa yang dikatakan oleh dua orang lelaki di sampingnya. Perempuan yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas itu tidak menyangka bahwa dia akan dipertemukan dengan jodohnya di tempat ini. Padahal tujuannya berlabuh di sini adalah untuk menimba ilmu.

Universitas Top Islam merupakan kampus impian Deema sejak SMA. Dia teramat ingin kuliah di sana. Baginya, Utopis adalah tempat terbaik untuk menuntut ilmu. Di tempat itu, Deema mampu mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ustazah. Itulah cita-citanya sejak kecil.

Deema, Hafez, dan Pangeran berhenti di sebuah taman kebanggaan Utopis. Mereka beristirahat sejenak untuk melemaskan otot-otot yang sudah tegang. Perjalanan mengitari kampus sungguh melelahkan. Ini seperti darmawisata dari Bandung ke Jakarta.

“Kalian ngobrol aja berdua, Kakak mau ngadem dulu.” Tanpa menunggu persetujuan dari Deema dan Pangeran, Hafez pergi meninggalkan mereka. Dia duduk santai di bawah pohon besar yang rindang, tepat di hadapan Sang Adik. Mereka hanya terhalang oleh sebuah air terjun yang menari-nari dengan lincahnya.

“Deema kamu tunggu dulu sebentar! Aku akan segera kembali.” Pangeran pergi ke sebuah tempat yang ramai dipenuhi oleh mahasiswa dan mahasiswi Utopis.

Tidak lama setelah itu, Pangeran datang dengan membawa sebuah kantong hitam di tangan kanannya. Dia mengeluarkan 3 buah es krim yang baru saja dibelinya dari kantin.

“Kak Hafez, mau es krim?” Mendengar panggilan itu, Hafez pun dengan sigap mendekati Pangeran dan mengambil sebuah es krim rasa vanila.

“Terima kasih,” ucapnya sebelum kembali ke tempat asal.

“Ini untukmu.” Pangeran menyodorkan sebuah es krim rasa cokelat kepada Deema.

Teriknya matahari membuat keringat mengalir deras di sekujur tubuh Deema. Dia pun memberanikan diri untuk mengambil es krim itu dari tangan Pangeran.

“Terima kasih,” ucap Deema kemudian.

“Sama-sama,” balas Pangeran.

“Kenapa kamu tahu aku suka es krim rasa cokelat?” tanya Deema penasaran.

“Apa kamu lupa? Aku adalah jodohmu, jadi aku pasti tahu semua tentangmu.”

Untuk kesekian kalinya, Pangeran kembali tersenyum. Lesung pipit terukir indah di wajah tampannya. Dan untuk kali ini, Deema dibuat terpana oleh pria itu. Jantungnya berdebar kencang tidak karuan.

“Apa kamu yakin kita berjodoh?” tanya Deema setelah hening beberapa saat.

“Tentu. Aku sangat yakin.”

“Kenapa kamu bisa seyakin itu?”

“Hatiku mengatakan bahwa kamu memang benar-benar jodohku.”

“Tapi, kita baru pertama bertemu. Apakah mungkin ada rasa cinta di hatimu untukku?”

“Aku mencintaimu, Deema. Bahkan rasa ini telah tercipta sebelum aku mengenalmu,” tutur Pangeran.

“Apa kamu serius?”

“Iya.”

“Tapi aku ....”

“Aku tahu bahwa kamu juga mencintaku,” potong Pangeran.

“Kenapa kamu mengatakan seperti itu?”

“Gerak-gerik dan ucapanmu sudah mampu menjelaskan perasaanmu padaku.”

Deema tersenyum malu. Dia tidak dapat membohongi dirinya sendiri. Perempuan itu merasakan jatuh cinta pada pertemuan pertama. Sosok Pangeran yang ramah mampu meluluhkan hatinya.

“Apakah kamu akan menunggu sampai aku lulus?”

“Tentu. Bahkan aku tidak sabar menanti hari itu,” ucapnya. “Aku hanya ingin berpesan padamu, bangun dan kejarlah semua mimpimu! Jadikan bunga tidur ini sebagai dorongan untuk semangatmu.”

Deema terperanjat kaget. Suara alarm menggema di seluruh kamarnya. Gadis itu berusaha mengingat apa yang telah terjadi. Akhirnya dia pun sadar bahwa itu hanyalah bunga tidur. Perjalannya untuk sampai pada titik kesuksesan masih sangat jauh. Deema harus berjuang mati-matian agar dapat membuat mimpinya benar-benar menjadi nyata.

إرسال تعليق

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.