Tebaran pesona malam bangunkan jiwa
Sendunya selalu berhasil goyahkan atma
Indusrami datang tawarkan nostalgia, yang dirancang dengan amerta
Dengan aksara yang membentuk legenda… Buatku kembali teringat sebuah nama
Tentang dia yang pernah mengisi hari dengan tawa
Membawaku terbang hingga ke asmaraloka… Memenuhi waktu dengan harsa
Selalu buatku terlena, menolak puas di nirwana
Akhirnya aku terjatuh di dasar air mata
Hingga kutengok kebelakang tentang retisalya…Yang ternyata tidak pernah ada
Cerita tentangmu, nyatanya hanya buatku terluka… Tapi aku menyukainya
Berkali-kali aku menolak untuk kembali… Berusaha kulawan hasrat diri
Sangat jauh aku berlari, tapi tentangmu datang tanpa di sadari
Butuh miliaran durasi untuk melupakanmu
Kupikir kamu juga begitu, ternyata hanya rasa yang membelenggu
Aku sangat benci, aku masih mencarimu… Kesalahanku, aku mencarimu pada diri orang lain
Aku benci, kita menjadi orang lain
Terus menjauh, menghindar dan menunggu waktu dengan rapuh
Aku lelah bermain dengan semesta
Datangnya buatku patah hati… Pulangnya buatku terluka lagi
Tapi kembalinya buatku jatuh untuk kesekian kali
Lagi… Nostalgia ini membentuk cerita… Menjadi legenda abadi rangkaian sang skizofrenia.
Tanjung Redeb, 10 Maret 2021
BIODATA PENULIS
Qathrunnada Assyifa Shabrina Z, merupakan siswi dari Madrasah Aliyah Negeri Berau yang sangat suka terhadap puisi terutama puisi satire sejak duduk dibangku sekolah dasar. Nada, adalah nama panggilannya sehari-hari, dapat dihubungi lewat email qthrnadaassyifa2@gmail.com maupun @_qndas.sz. “Kalau bisa jadi yang terbaik, kenapa harus milih jadi yang baik”.