Ku pejamkan mata, kau ada di sana
Kembali ku buka mata, lagi-lagi kau ada di sana
Tuk ke sekian kalinya ku teringat tentang kita
Tentang puing-puing kenangan di tiap sudut kota tanpa celah
Kau selalu ada, tapi sebagai bayang-bayang
Bukan wujud nyata yang bisa kupeluk lagi
Sayang, apa kau tidak lelah selalu ada di tiap kedipan mataku?
Apa kau tidak bosan mengurungku di lorong menyakitkan ini?
Aku lelah, sayang … sungguh
Aku lelah berlari menyusuri lorong tak berujung ini
Aku lelah mencari titik cahaya di lorong ini
Aku lelah dihantui kenangan tentang kita yang muncul di tiap derap langkahku
Mengapa hanya aku yang terjebak di sini?
Mengapa hanya aku yang merasakan sakit ini?
Mengapa hanya aku yang merasa kehilangan?
Hidup memang tentang datang dan pergi
Tapi, siapa manusia yang siap dengan perpisahan?
Jakarta, 13 Maret 2021
Biodata Penulis
Cahya Savitri Imania, seorang anak SMA yang hobi menulis sejak SD ini beralamat di Jalan Cipedak No. 10 C Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Caya, begitu panggilannya sehari-hari dapat dihubungi melalui email cahyasafitri90@gmail.com