Oleh: Siti Nafi’ah
Berita kepergianmu seperti duri yang menancap di kakiku.
Rasa perih dan sakit menjadi satu.
Rasa ikhlas akan kehilanganmu adalah hal tersulit yang kulalui.
Kau dan senyummu sudah menjadi canduku.
Tapi semua hilang, lenyap tanpa sisa.
Kenangan itulah yang menjadi acuanku ketika merindukanmu.
Kau meninggalkan beberapa orang yang kau cintai tanpa kata.
Menorehkan beberapa luka di setiap langkah mereka.
Rasa pahit menyelimuti beberapa orang akan kepergianmu.
Beberapa hal yang sudah terencana pun harus berakhir karena ketiadaanmu.
Bukan tentang seberapa besar hal itu, tapi tentang seberapa besar kebahagiaan itu jika ada dirimu.
Air mata terus mengiringi kepergianmu.
Harapan atas kembalinya dirimu pun mustahil untuk terwujud.
Tak pernah ku sangka bahwa namamu akan terukir di papan nisan itu.
Tanah yang basah itu ternyata galian baru untuk tempat peristirahatan terakhirmu.
Semuanya terlalu tiba-tiba untukku cerna.
Mungkin ini takdir terbaik yang tuhan siapkan untukku.
Mencintaimu lewat doa.
Merindukanmu lewat sujud-sujud sholatku..
Dan menantimu di surga tuhan yang indah.
Pasuruan, 31 Juli 2021