Tragedi Museumplein Amstel 2020 - Karya : Ahmad Shahlin Kurniawan (Peserta LCP 10)
Tragedi Museumplein Amstel 2020
Karya : Ahmad Shahlin Kurniawan
“Kau merajut hidu di saban kala rindu kian meramu … di setiap malam Museumplein pun tak
kunjung lupa ranum bibir baswaramu mendiani saka rahsa ‘tuk merindu!”
/I/ Amstel 2020, pada diri kian mengabu tatap lupuk bijana rentah yang menanak kisah
seorang gelabah juang penaut rindu, pun bersuah warta kentara egah—lentera menakhlikan
salam titik temu-pisah; dipasang peluk bingkai ristorikal juru penakwil rindu, yang menukas
segenap kehidupan pilu—penerpa jenama haru ikut merindu, sebab sepertiga kala tanya:
“Mengapa kenang Museumplein menyeruah rindu tanpa meneroka juru titik temu?”
/II/ Amstel 2020, hening pancar merambah ‘engah tanpa berkelana jejak di garis welantah;
menapak kuncup temu sosok gadis yang karam bersama harsa penyekik haru—niscaya juru
waktu menyuguh nostalgia Museumplein saksi tragedi bisu ‘tuk merindu … hening yang
maha agung meramu letih potret gadis yang bermuralis di abid impresi kelana insan perindu
: ia termangu sembari menghelat penat di sudut termalitas siku, memaku daksa kian
menusuk ulu hati pendawat rindu kala saban hidu; menggores bingar tentang aksara
asma gadis yang memancar rauliah muskil antar kelayu
(1) Museumplein-Amstel ’20, sebab Nicolas van Dijk ‘MERINDU’ asrar Khadija Veenhoven
(2) Museumplein-Amstel ’20, niscaya rindu melabuh sendu kian menggebu Nicolas-Khadija
: “Kau menepih di antara gugus lentera yang temaram, di bawah rimbun Ester’
berkidung-Nya lah sarat hikmat leka menggeram … hingga memafhumi tragedi
Museumplein-Amstel ’20 baka kenang di memoar ingatanku, sampaikan secercah asa
kala hati kian merindu, Khadija Veenhoven!”
/III/ Amstel 2020, dalam labuhan yang menjaja puncak muara kalbu, tragedi yang berkoalisi
merambah tancang di setiap malam-malam rindu itu; asing dirontang kagum—tabiat seorang
gadis ‘encar menuntut thalabul ‘alaf sarat ilmu lalu, karna terhalang corak historia kala itu;
setiap tragedi juru temu berlabuh kenang matlamat arti rindu tak menatar titik temu
:Sebab memoar MERINDU ialah Tragedi Museumplein Amstel 2020
Preambule, 11.03.22 M
Tentang Penulis
Ahmad Shahlin Kurniawan, lahir di Kota Blitar 16 tahun yang lalu, dan tertarik
dengan dunia kepenulisan. Seorang yang ambisius dan suka bereksplorasi. Menurutnya,
menulis adalah menjejak aksara dan berbagi cerita pengalaman dalam hidupnya. Sejak terjun
dalam dunia literasi, banyak penghargaan/prestasi membanggakan telah diraihnya. Penulis
dapat dihubungi melalui alamat surel shahlin13012005@gmail.com
5 komentar
Best of the best Poetry sih😇🙌🙌🙌
Win2 yokkkk
GASSS MENANGGGGG
Sok atuh mesti menang