Tentang puisi kehilangan rima
dan aku—kehilangan kata-kata
Ini juga tentangmu yang menjinjing matahari dan menjadikan langit gulita
Membakar kota-kota di kepalaku jadi abu yang raib bersama udara
Lalu tertawa: menghunus inti jantungku seperti kali pertama
Tak pelak luka-luka yang lebur dalam diriku kian menganga
Ini pula tentang harapan yang nyaris karam karena suara kian dibungkam
Tempelak menghardik potongan-potongan diriku teramat tajam
Menciptakan kerinduan yang gagal dan menghujam
Matamu: lampu kota yang tak mau pejam
Kau dan aku tahu—kita semestinya tak temaram
Pada jalan-jalan kulihat lengang bersikeras enggan pulang
Dinding di antara aku dan ketidakwarasan makin meradang
Pendar lampu kota menangkapku memeluk kau;
atau bayang-bayang?
Kenyataan menampar habis jiwa-jiwa terpasung akan sarat
Harapku kau sayat dengan belatimu yang karat
Renjana kau tusuk kala genggamanmu makin mengerat
Tak ada yang tersisa,
tak ada lagi yang tersisa—
selain kenang tentangmu yang merupa niskala.
Jakarta, Maret 2021.
Biodata Penulis
Ananda Aprilia, lahir di Jakarta 13 April 1999, merupakan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menulis adalah hobi yang ia lakukan ketika menghilang dari bumi. Beberapa karyanya sudah diterbitkan dalam buku antologi puisi dan cerita pendek. Penulis dapat dijumpai di instagram @anandaprlia dan email anandaapriliaa@gmail.com.