Kontinum Gelebah - Puisi | Vania Kharizma (Peserta LCP 10)
Kontinum Gelebah
Puisi | Vania Kharizma
/ i
Kuteroka kenang menghuni dalam selasar jemalaku, ingar yang deru menggelar pawana
merayakan air mata yang hendak berdongeng mengisahkan nir-fana sebuah gelebah,
bersusah-payah mereda lava dari tungku kepala, yang ditanak gelisah
aku, tak kuasa meredam
kerinduan-kerinduan yang karam
alufiru yang tengah bercokol dalam tendasku sekadar berkalang takdir mengingkari doa
segenap liku yang kerap kali kutempuh ⸺menuju rumah, menjelma ingatan yang baka
menyemayami minda, bertuah pada harap yang semata tiada raga
/ ii
Malam yang nisbi, kurancang fantom dalam sepi menyenyakkan rehat kembara panjang
menguapkan bara yang kerap menewaskan impi dan ingin yang sekadar abadi jadi ingin,
yang semata-semata jadi keinginan nirmakna ⸺perihal pulang,
menyisir tempias kampung, membanjur pelipis mataku, menyiar udara-udara merdeka,
dan berlaksa sayap merpati yang tak disengaja gugur menyisakan duka kenangan pahit
aku, tak kuasa menenggelamkan
kerinduan-kerinduan yang bersauh
/ iii
Mesin tua meriwayatkan ria yang terekam mengidungkan tawa-tawa violet, harum mawar
yang berenda seutas pita mengepang rambutku ⸺dahulu, kebahagiaan begitu maha purna
tak pernah lahir serdadu balada bergerilya dalam telaga mataku, kini kehidupan meliarkan
sungkawa-sungkawa, dan aku dikungkung gelebah, merangkai mini renungan dari belantara
kepalaku, merindu kejadian-kejadian tua: sebuah keberhargaan di musim lampau
aku, tak kuasa melenyapkan
kerinduan-kerinduan yang tiba
Solo, 15 Maret 2022
Posting Komentar