Fitriani
Terang Yang Gelap
"Hay, Kurniawan...
Apa kabar? Disana?
Di satu titik sudut kota itu? Apakah kota yang kamu pijaki memberikan kehangatan dan kebahagiannya untukmu?
Kini, Kurniawan...
Lamunan menenggelamkan tubuhku hingga sampai pada kenyataan yang aku rasa kepedihan begitu terasa hampa sampai tak dapat aku tebak ujungnya.
Aku ingin berhenti, Kurniawan...
Pada setiap keabadian yang selalu saja mampu aku ciptakan sesaat bayang dirimu kembali tersusun dalam sekelibat ingatan.
Perasaan selalu menggulung diriku pada kenyataan yang semu, didalam pikiranku tentangmu selalu berkumpul dan menjadikan kepedihan sebagai bentuk doa putus asa."
Bogor, 09 Mei 2022.